Malam hari ini sepertinya tidak ada yang spesial. Setelah pulang bermain futsal sama temen-temen Geodesi'07 UGM rasanya capek banget. Tak lama kemudian beberapa guyuran air membasahi tubuhku... hmmm... segar rasanya.
Bingung mau ngapain malam ini, nonton TV jadi pilihan. Walaupun cuma numpang nonton di kamar kos temen. Eiitss.. jangan nghina dulu.. sbenernya aku jg ada TV, tapi gak ada antenanya, hahhah.. *sama juga bohong ya... Acara yang seru ya tetap OVJ, itu lho acara yang dibawain Sule, Andre, Nunung, Azis, Parto, dkk. Hahahha... ngakak terus kita nontonnya, sampai baru nyadar kalau belum makan malem. Tak lama kemudian terdengarlah suara kerincing-kerincing, dengan langkah yang tak beraturan muncul dari balik pintu... hwaaa.. biasalah, orang ini memang gak jelas. Pakaian compang-camping, celana bolong sana-sini, dah bisa bayangin sendiri kan?
Kami bertiga akhirnya keluar makan bareng, awalnya bingung mau nyari tempat makan. Rumah makan ini, Restoran itu aja, ojo! nang kunu wae.. ckaka... sok-sokan banget. Tahu gak akhirnya dimana? di warung Burjo.. hahaha.. itu lho warung yang jual makanan-makanan instan kayak indomie, milo, dll. Nah pas keluar dari kos itu kita lihat yang namanya Halo Bulan, gede banget..
Wah, hal yang tidak boleh dilewatkan ini *dalam hati..
kalau kata om wikipedia halo bulan itu salah satu fenomena optis,.
halo (dari bahasa yunani ἅλως; dikenal juga dengan nimbus, icebow or Gloriole) adalah sebuah fenomena optis yang dihasilkan oleh kristal es putih atau berwarna yang terdapat di angkasa. Fenomena ini terlihat sebagai cahaya atau pelangi yang melingkari matahari atau bulan, namun bisa juga terjadi di mana saja. Fenomena ini juga dapat terjadi di sumber cahaya buatan semisal lampu saat suhu udara sangat dingin dan kristal es bernama diamond dust bertebaran di sekeliling sumber cahaya itu.
Halo tercipta oleh kristal es di Awan Cirrus yang berada pada ketingian 5-10 km, atau 3-6 mil di lapisan atas troposfer. Fenomena ini bergantung pada bentuk dan arah kristal es, Cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah kedalam beberapa warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu.
Sebelum ilmu meteorologi dikembangkan, Fenomena atmosfer Halo digunakan sebagai sarana untuk prakiraan cuaca.
Fenomena optis lain yang disebabkan oleh kristal es di angkasa adalah pelangi.
Sehabis makan, langsunglah saya menuju loteng di atas kos dengan bersenjata 550D dan sebuah tripod dan mulai meluncurkan jepretan.. cepret! ceprat! cepret!
nah, ini salah satu hasilnya..
1 comment:
waw, keren fotonya!
sayang gw kagak motret mlm itu
Post a Comment