LiDAR Untuk Survei Pemetaan


Peta topografi skala besar diperlukan untuk perencanaan detil keteknikan dan pelaksanaan pembangunan seperti diamanatkan dalam peraturan perundangan yang ada. Pembuatan peta topografi menggunakan teknik konvensional seperti pengukuran teristris dan fotogrametris memerlukan waktu yang lama dan biaya yang relative sangat besar. proses pengumpulan data topografi pada beberapa dekade ini berpindah paradigmanya dari survei langsung terestris (field surveying) ke penginderaan jauh secara pasif (fotogrametri dan penginderaan jauh) sedangkan pada beberapa tahun terakhir ini menggunakan penginderaan jauh secara aktif (LIDAR dan InSAR). Teknologi LIDAR (LIght Detection And Ranging) diyakini sebagai penyedia data DEM paling teliti setelah survei teristris. Sebagai gambaran, Sistem Lidar mampu memperoleh data ketinggian dengan kerapatan 25 titik setiap 1 meter persegi. Jika dianalogikan dengan pengukuran terestris yang menggunakan rambu ukur, maka sama dengan mendirikan rambu ukur untuk setiap jarak 20 sentimeter di atas permukaan bumi.

SISTEM LIDAR
Secara umum sistem Lidar wahana udara merupakan perpaduan antara Laser Range Finder (LRF), Positioning and Orientation System (POS) yang secara jelas dengan mengintegrasikan Differential Global Positioning System (DGPS), Inertial Measurement Unit (IMU) dan Control Unit (Wehr dan Lohr, 2002). LIDAR (LIght Detection And Ranging) atau Airborne Laser Scanning (ALS) merupakan teknologi baru yang menggunakan sinar Laser yang dibawa pada pesawat udara untuk melakukan pengukuran jarak. Laser (Light Amplification Stimulated Emission of Radiation), didapatkan dengan melewatkan sinar dengan frekuensi tertentu ke sebuah kristal sehingga sumber cahaya yang relatif lemah dapat menempuh jarak yang jauh dengan sedikit reduksi. Lidar merupakan teknologi tepat guna dalam akuisisi data obyek permukaan bumi yang dioperasikan bersamaan dengan kamera digital guna memperoleh jaminan kualitas hasil yang baik (Ackermann, 1999). Laser mengukur jarak ke permukaan bumi atau obyek dan menghasilkan posisi 3 dimensi bila dikombinasikan dengan posisi dan orientasi dari sensor.

LIDAR merupakan teknologi baru, sehingga perlu untuk dikaji lebih lanjut tentang bagaimana cara perolehan data, alat yang digunakan, kualitas dan akurasi data, keunggulan yang dimiliki serta aplikasi nya untuk berbagai macam pekerjaan. Untuk itu, pada tahun 2011 ini Laboratorium Fotogrametri dan Remote Sensing Jurusan Teknik Geodesi Fak Teknik UGM menyelenggarakan kegiatan workshop ”LIDAR untuk Survei Pemetaan”

Lidar pesawat udara sudah berkembang karena efisiensi dan ketelitiannya untuk digunakan sebagai metode standar untuk akuisisi data topografi. Pada dasarnya sistem Lidar bekerja secara simultan, tetapi secara terpisah masing-masing mengumpulkan data penyiam Laser, data posisi dan sikap yang keduanya disinkronisasi dengan GPS sinyal referensi. Hasil keluaran survei Lidar berupa koordinat 3 Dimensi yang disebut Berkas Titik.

No comments: