kue untuk Pahlawanku
Pagi ini beda, aku yang biasa terbangun agak siangan mendadak terbangun lebiah awal. Mataku langsung terbelalak tak bisa terpejam lagi. Kupandangi jendela kamar yang masih gelap gulita tanpa ada sentuhan sinar sang surya.
Dengan perlahan aku berusaha turun dari ranjang, tetapi rasanya enggan untuk keluar dari kamar. Terpaksa aku mengikuti hasratku lagi untuk kembali ke atas ranjang. Baru sekejap rasanya memejamkan mata, suara adzan subuh memaksaku untuk kembali membuka mata. hoaamm..
Sambi mengucek-ucek mata alias membersihkan belek, aku berjalan keluar kamar untuk menjalankan ibadah sholat subuh. Selanjutnya menuju kamar tidur lagi, sambil tiduran di atas ranjang kupandangi Handphone miliku dan melihat tanggal yang tertera dilayar. 10 Nopember 2010?? wah hari PAHLAWAN. Sebenarnya bukan itu yang membuatku terkejut, tetapi tepat tanggal itulah ibuku dilahirkan, tepatnya tahun 1958. Akupun mencoba keluar dari kamar lagi, kudapati ibuku duduk sendiri di ruang tengah sambil menonton berita di televisi. Kudekati ibu, dalam hati ingin segera mengucapkan "Selamat ulang tahun" tetapi aku mengurungkan niatku. Aku duduk didekat ibu sambil menemani menonton berita di televisi. Sambil menonton, sejenak berfikir.. aku ingin memberikan kejutan untuk ibu.
Pagi ini berencana untuk mencari bahan untuk kue ulang tahun, tapi ternyata ibu tidak mengajar pagi seperti biasanya. Maksud hati agar ibu tidak tahu kejutan yang akan aku beri nantinya. Tetapi ya sudahlah.. Tepat pukul 08.00 aku, ibu, dan ayah mengunjungi rumah nenek. Kemarin kami mendapat kabar bahwa si nenek jatuh ketika berjalan di belakang rumah. Setelah kami sampai di tempat nenek, ternyata keadaan nenek masih sehat seperti biasanya. Tak lama kami berada di rumah nenek, aku dan ibu segera kembali pulang sedangkan ayah langsung ke kantor. Sesampainya dirumah ibu langsung memasak, karena sebentar lagi ibu akan segera mengajar. Ibuku adalah seorang guru SMP. Beliau mengajar pelajaran IPA-Biologi, di sekolahnya ibu dikenal sebagai guru yang ramah dan familiar terhadap muridnya. Karena keramahannya itulah sering kali muridnya datang berkunjung kerumah.
Ibu sudah berangkat ke sekolah, suasana rumah menjadi sunyi. Tak lama kemudian terdengar suara motor vespa tunggangan ayah dengan suara khasnya "thok..othok..othok..!!". Setelah mengganti pakaian kantornya, ayah langsung menyantap makanan yang telah dihidangkan oleh ibu. Tak juga aku..
Perutku sudah kenyang, mataku mulai sayup-sayup. Bantal dan guling serasa memanggilku untuk mengahampirinya. Akupun mulai terlelap diatasnya.
Jam dinding menunjukan pukul 16.00 dan aku belum mempersiapkan apapun. Seperti kebakaran jenggot, aku berlari sambil merapikan rambut dan meminjam motor adik untuk keluar. Saat itu ibu sedang memasak, dan melihat aku akan keluar. Ibupun bertanya "arep neng ndi, ndik?" dengan sedikit berdalih akupun menjawab dengan santai "arep potong rambut ma..".
Diperjalanan aku membayangkan cara membuat kue dengan cepat, langsung terlintas dibenak sebuah kue lapis legit kotak, selai, seres, permen chaca, keju kraft, dan lilin. Dengan cepat akumendapatkan bahan-bahan itu. Tak ada sejam aku membeli barang-barang tersebut dan langsung kembali kerumah. Aku bingung tak ada kesempatan untuk merangkai bahan trsebut. Seperti biasa, kami sekeluarga menunaikan ibadah shalat maghrib bersama di masjid. Selanjutnya saat memasuki waktu isya aku tak ikut ke masjid, aku menggunakan waktu beberapa menit itu untuk merangkai bahan kue. Dengan cepat aku merangkai kue sebelum ibu datang dari masjid. Selesai!! dan tepat ibu datang dari masjid. Secara tidak sengaja, adik perempuanku melihat lilin angka yang terpasang diatas kue menunjukan angka yang salah.
Seharusnya angka yang tertera 52 tetapi aku membeli lilin dengan angka 53, aku lupa kalau ini masih tahun 2010. Aku punya ide cemerlang, sembari mengundang adik dari ibu untuk datang aku menitip pesan untuk membelikan lilin angka 2. Beberapa menit kemudian mereka datang dan memberikan lilin itu. Aku sedikit terkejut melihat lilin itu, ternyata ukurannya dengan lilin yang aku beli sangat berbeda jauh.
Aku sedikit berpikir lagi,. Akhirnya aku menemukan ide untuk merubah angka 3 dari lilin yang aku beli menjadi angka 2. Silet dan korek aku siapkan, langsung aku memahat, menyambung, sedikit membakar dan taraaa!!!! jadilah lilin angka 2 buatanku, walaupun sedikit aneh sih.
Beberapa jam setelah itu, saat waktunya tepat kami memberikan ucapan ulang tahun kepada ibu sambil memberikan kue buatanku^^. "Selamat ulang tahun yang ke 52 ma.. semoga panjang umur, sehat selalu, diberikan rizki dan barokah yang cukup... Amin". Buatku mama adalah Pahlawanku..
ren.putra
12.39 WIB
11 nopember 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment